OPEN YOUR MIND. HAMPIR semua orang suka aroma wewangian. Beda dengan asap rokok, hanya para perokok yang menyukai. Biasanya parfum digunakan untuk menyegarkan pakaian, ruangan bahkan tubuh seseorang.
Tapi, tahukah Anda bahwa aroma parfum justru berbahaya. Bahkan bisa lebih berbahaya dari asap rokok! Kenapa demikian? Terdapat 500 lebih bahan kimia pada bahan dasar parfum. Dan semuanya bisa meracuni tubuh manusia!
Di beberapa negara, sejumlah kantor, klub kesehatan, studio yoga, dan tempat umum ada membuat peraturan harus bebas wewangian. Bukan cumaa asap rokok, tempat-tempat ini juga melarang orang yang masuk memakai parfum dan wewangian lainnya.
Hasil penelitian, parfum dapat menciptakan polusi udara, atau populer dikenal sebagai `polusi parfum'! Penelitian tersebut menyebutkan, tidak sedikit orang menderita asma, gangguan perpanasan lainnya, penyakit lingkungan, atau kelelahan berlebihan disebabkan terpapar wewangian parfum yang bertahan di udara meski telah lama disemprotkan.
Riset menurut ahli gizi holistik dan naturopati, Michelle Schoffro Cook menyebutkan, terdapat 500 lebih bahan kimia berbahaya yang menjadi bahan dasar pembuatan wewangian di parfum. Kebanyakan berasal dari bahan kimia sintetis yang diperoleh dari bahan petrokimia, dan telah terbukti mengandung neurotoxin (racun yang bisa merusak pembuluh darah atau syaraf otak). Terdapat juga kandungan karsinogen (bahan yang dianggap sebagai penyebab kanker).
Tentu saja penelitian ini amat mengejutkan. Hampir semua wanita, bahkan pria mengenakan parfum. Siapa sangka, banyak bahan kimia yang terkandung dalam parfum atau wewangian lain tak kalah berbahaya dibandingkan bahaya asap rokok.
Lantas, bagaimana manusia bisa mencium aroma parfum? Itu karena bahan molekul sintesis yang beracun dari parfum masuk lewat saluran pernapasan, langsung memberikan jalan menuju otak. Lebih berbahaya jika tidak mencium aromanya, tetapi menghirup bahan kimia dari paparan parfum.
Otak atau organ tubuh paling vital ini bisa terganggu akibat aroma parfum. Sebenarnya, otak dilindungi oleh mekanisme yang tak bisa ditembus zat berbahaya. Namun, tidak sepenuhnya bisa melindungi otak. Penelitian baru-baru ini menunjukkan sistem ini dapat membiarkan sejumlah racun lingkungan, termasuk yang terkandung dalam parfum masuk ke otak.
Jika sudah masuk ke dalam otak, beberapa racun baru bisa dihilangkan dalam waktu lama dan dengan pengobatan intensif. Kerusakan otak bisa berupa peradangan dan munculnya plak otak. Keduanya merupakan gangguan paling berbahaya pada otak. (*)
Berikut beberapa bahan kimia dalam parfum:
- Ethanol, benzaldehyde, benzyl acetate, a-pinene, acetone, benzyl, alcohol, ethyl acetate, linalool,
Tapi, tahukah Anda bahwa aroma parfum justru berbahaya. Bahkan bisa lebih berbahaya dari asap rokok! Kenapa demikian? Terdapat 500 lebih bahan kimia pada bahan dasar parfum. Dan semuanya bisa meracuni tubuh manusia!
Di beberapa negara, sejumlah kantor, klub kesehatan, studio yoga, dan tempat umum ada membuat peraturan harus bebas wewangian. Bukan cumaa asap rokok, tempat-tempat ini juga melarang orang yang masuk memakai parfum dan wewangian lainnya.
Hasil penelitian, parfum dapat menciptakan polusi udara, atau populer dikenal sebagai `polusi parfum'! Penelitian tersebut menyebutkan, tidak sedikit orang menderita asma, gangguan perpanasan lainnya, penyakit lingkungan, atau kelelahan berlebihan disebabkan terpapar wewangian parfum yang bertahan di udara meski telah lama disemprotkan.
Riset menurut ahli gizi holistik dan naturopati, Michelle Schoffro Cook menyebutkan, terdapat 500 lebih bahan kimia berbahaya yang menjadi bahan dasar pembuatan wewangian di parfum. Kebanyakan berasal dari bahan kimia sintetis yang diperoleh dari bahan petrokimia, dan telah terbukti mengandung neurotoxin (racun yang bisa merusak pembuluh darah atau syaraf otak). Terdapat juga kandungan karsinogen (bahan yang dianggap sebagai penyebab kanker).
Tentu saja penelitian ini amat mengejutkan. Hampir semua wanita, bahkan pria mengenakan parfum. Siapa sangka, banyak bahan kimia yang terkandung dalam parfum atau wewangian lain tak kalah berbahaya dibandingkan bahaya asap rokok.
Lantas, bagaimana manusia bisa mencium aroma parfum? Itu karena bahan molekul sintesis yang beracun dari parfum masuk lewat saluran pernapasan, langsung memberikan jalan menuju otak. Lebih berbahaya jika tidak mencium aromanya, tetapi menghirup bahan kimia dari paparan parfum.
Otak atau organ tubuh paling vital ini bisa terganggu akibat aroma parfum. Sebenarnya, otak dilindungi oleh mekanisme yang tak bisa ditembus zat berbahaya. Namun, tidak sepenuhnya bisa melindungi otak. Penelitian baru-baru ini menunjukkan sistem ini dapat membiarkan sejumlah racun lingkungan, termasuk yang terkandung dalam parfum masuk ke otak.
Jika sudah masuk ke dalam otak, beberapa racun baru bisa dihilangkan dalam waktu lama dan dengan pengobatan intensif. Kerusakan otak bisa berupa peradangan dan munculnya plak otak. Keduanya merupakan gangguan paling berbahaya pada otak. (*)
Berikut beberapa bahan kimia dalam parfum:
- Ethanol, benzaldehyde, benzyl acetate, a-pinene, acetone, benzyl, alcohol, ethyl acetate, linalool,
a-terpinene, methylene, chloride, a-terpineol, camphor, dan limonene
Akibat Terpapar Parfum:
- Memang, sebagian dari bahan ini memang tidak berbahaya bagi tubuh. Tapi, sebagian lagi bisa
Akibat Terpapar Parfum:
- Memang, sebagian dari bahan ini memang tidak berbahaya bagi tubuh. Tapi, sebagian lagi bisa
menyebabkan otot tubuh tegang, lebih mudah marah, asma, sakit persendian, kelelahan, tenggorokan
gatal, sakit kepala, batuk, dan iritasi kulit.
Apa yang harus dilakukan:
- Aroma parfum atau wewangian tubuh lainnya yang dianggap bisa membuat pemakainya lebih atraktif,
Apa yang harus dilakukan:
- Aroma parfum atau wewangian tubuh lainnya yang dianggap bisa membuat pemakainya lebih atraktif,
ternyata juga bisa mengganggu kesehatan. Setidaknya, untuk menyeimbangkan racun yang masuk ke
dalam tubuh, sebaiknya lindungi tubuh dengan asupan makanan yang mengandung antioksidan tinggi,
seperti buah-buahan dan sayuran.
Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber
Foto ilustrasi: indonetwork.co.id
Foto ilustrasi: indonetwork.co.id
Posts
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment