"Jumlah keseluruhan siswa baik MTs maupun MA sekarang ini sekitar 800 orang. Berarti masyarakat masih percaya menitipkan anaknya di sekolah agama, karena kurikulum pelajaran yang diajarkan sama dengan sekolah umum. Tapi ada plusnya, belajar pendidikan agama," kata Asmara.
Asmara mengatakan, semakin banyak sekolah agama berbasis agama, selain sesuai tingginya minat orangtua menyekolahkan anaknya, juga persyaratannya cukup mudah. "Asalkan persyaratannya lengkap, pasti akan mendapat mendapatkan rekomendasi dari kantor kementerian agama kabupaten dan kota atau provinsi," katanya.
Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Provinsi Kalsel, Noor Fachmi mengatakan, syarat mendirikan Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah Swasta adalah harus memiliki lahan untuk pengembangan madrasah, memiliki fasilitas minimal ruang belajar, ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha.
Selanjutnya, ada sejumlah murid, ruang belajar, ada gurunya, ada yayasannya yang menaungi lembaga dan harus berjalan beberapa waktu. "Sebelum kami memberikan izin, akan dicek dulu ke lapangan. Kalau semuanya tak menjadi masalah, akan diberikan rekomendasi untuk mendirikan," tandasnya.
Dijelaskan Fachmi, berdasarkan data di tempatnya, rata-rata jumlah sekolah madrasah ibtidaiyah (MI) dan madrasah tsanawiyah swasta, lebih banyak dibanding yang negeri. Secara keseluruhan di Kalsel, jumlah MI negeri hanya 143 buah, sedanga swasta sebanyak 383 buah. Lebih banyak lagi di Mts, dimana jumlah swasta ada 238, sedangkan negerinya hanya 81 buah.
"Di kabupaten Banjar yang dikenal sebagai Kota Serambi Mekkah paling banyak MI swasta ada 87, sedang negerinya hanya 20 buah. Lalu MTs, jumlah negeri ada sembilan buah dan sekolah swastanya sebanyak 45 buah," kata Fachmi.
Berdasarkan fakta tersebut, keberadaan sekolah agama swasta sangat dibutuhkan masyarakat. Kalsel dikenal masyarakatnya sangat agamis, sehingga selalu ingin mendirikan sekolah berbasis agama. Apalagi lulusan sekolah agama swasta, ijazahnya disamakan dengan sekolah negeri.
Lembaga pendidikan madrasah ini telah tumbuh dan berkembang sehingga merupakan bagian dari budaya Indonesia, karena ia tumbuh dan berproses bersama dengan seluruh proses perubahan dan perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat.
Kurun waktu cukup panjang yang dilaluinya, yakni kurang lebih satu abad, membuktikan bahwa lembaga pendidikan madrasah mampu bertahan dengan karakternya sendiri, yakni sebagai lembaga pendidikan untuk membina jiwa agama dan akhlak anak didik. Karakter itulah yang membedakan madrasah dengan sekolah umum.
IMEJ Madrasah Tsananiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) identik dengan sekolah agama. Bahkan, banyak mengira kurikulum yang diajarkan melulu pelajaran agama dan tidak ada jurusan umum seperti IPA, IPS dan bahasa.
"Anggapan tersebut sebenarnya salah. Sekarang ini di tsanawiyah maupun madrasah aliyah tak hanya jurusan agama, sekarang ada jurusan IPA, IPS dan bahasa dengan kurikulum mata pelajaran umum seperti di SMA. Tapi mereka punya kelebihan, ada pelajaran agamanya," kata Kabid Mapenda Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Pronvinsi Kalsel, Noor Fahmi.
Menutupi kekurangan guru umum, Kemenag Provinsi Kalsel ada tiga cara, yakni dengan mengangkat guru honorer sesuai jurusan dibutuhkan, guru PNS yang diperbantukan dinas pendidikan kabupaten dan kota serta melaksanakan sertifikasi guru selama dua bulan dengan tenaga pengajar dari FKIP Unlam.
"Mereka yang lulus sertifikasi ini biasanya mengajar pelajaran umum yang kami beri istilah 'guru mismed' atau salah kamar. Sebab, dasar pendidikan sebelumnya sarjana agama," kata Fachmi.
Menurut Fachmi, guru RA/Madrasah lulus sertifikasi sebanyak 3.484 orang, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah lulus sertifikasi sampai 2010 ada 1.168 orang. Selanjutnya yang lulus sertifikasi guru 2011 untuk guru RA/Madradasah LPTK IAIN sebanyak 321 orang, guru RA/Madrasah LPTK Unlam ada 507 orang dan guru PAI pada sekolah sebanyak 557 orang.
Sedang proses sertifikasi guru 2012 untuk guru RA/Madradasah LPTK IAIN sebanyak 507 orang, guru RA/Madrasah LPTK Unlam ada 249 orang dan guru PAI pada sekolah sebanyak 437 orang. "Jumlah guru RA/Madrasah se-Kalsel sebanyak 15.346 orang," tandasnya.
Wakil Kepala MAN 1 Banjarmasin, Anwar mengatakan guru mismed ada juga di tempatnya yakni Hisya Purwanto. "Hisya adalah lulusan sarjana agama tapi mengajar kesenian sudah 20 tahun lebih," katanya. (m.banjar)
Syarat Mendirikan Madrasah Ibtidayah dan Tsanawiyah Swasta:
- Memiliki lahan untuk pengembangan Madrasah
- Memiliki fasilitas minimal ruang belajar, ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha
- Ada sejumlah murid ruang belajar
- Ada gurunya
- Ada yayasannya yang menaungi lembaga
- Harus berjalan beberapa waktu
Keuntungan Sekolah Agama:
- Belajar agama dan pengetahuan umum
- Bisa melanjutkan ke sekolah agama atau umum seperti SMA/SMK maupun Madrasah Aliyah
- Punya dasar agama yang kuat
-------------------------------------------
Sumber: Kanwil Kementerian Agama Kalsel
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment