Seperti dikutip dair Plasadana, untuk menjawab pertanyaan tentang temperatur air seperti apa yang lebih efektif mengusir pedas, kita harus tahu dulu apa yang menyebabkan mulut kita bereaksi panas dan kepedasan saat menyantap cabai.
Menurut dokter Emmanuel Ventri Gunawan, cabai mempunyai zat yang dapat mengiritasi lapisan mukosa pada tenggorok dan kerongkongan, sehingga usai menyantap makanan pedas tenggorok terasa kering dan nyeri.
Diuraikan lebih lanjut, lapisan mukosa pada tenggorok dan kerongkongan lebih sensitif dibanding mukosa esofagus (lambung). Akibatnya ketika ada rangsangan zat kimia seperti yang ada pada cabai, akan ada mekanisme pertahanan tubuh untuk mengurangi luas paparan bahan iritatif tersebut. Caranya, pembuluh darah di mukosa akan menyempit (vasokonstriksi) sehingga luas permukaan mukosa memendek.
Vasokonstriksi menjadikan mukosa pada tenggorok dan kerongkongan kekurangan suplai oksigen. Faktor lainnya, lanjut dr Ventri, sel mukosa yang mengalami iritasi akibat zat cabai memicu peradangan sehingga tenggorokan terasa lebih panas dan kering.
“Nah, saat kita minum air hangat setelah makan pedas, terjadi pelebaran pembuluh darah di mukosa tersebut. Dampaknya, suplai oksigen dan makanan dari pembuluh darah ke sel mukosa kembali lancar. Pelepasan mediator inflamasi dari sel mukosa juga berkurang,” jelasnya.
Inilah yang membuat pasien merasa tenggorokannya kembali enak. Oleh karena itu, saran dr Ventri, ada baiknya minum air hangat setelah mengonsumsi makanan pedas. Sebab, air hangat bersifat melebarkan pembuluh darah.
“Minum air dingin akan memperlama efek dari makanan pedas. Dengan minum air dingin, pembuluh darah di mukosa tenggorok dan kerongkongan menyempit. Jadi suplai oksigen malah lebih lambat,” papar alumnus Universitas Atmajaya ini. (*)
Open Your Mind
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment