Gejala anemia antara lain selalu merasa letih, lesu, sakit kepala, insomnia, hingga berkurangnya nafsu makan. Kelompok ibu hamil dan anak berusia kurang dari dua tahun adalah kelompok yang akan mengalami dampak paling buruk jika menderita anemia karena bisa menganggu tumbuh kembang anak.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Nadia Ayu Mulansari, anemia bukanlah penyakit, melainkan gejala yang harus dicari penyebab dasarnya atau penyakit yang mendasari anemia tersebut.
Anemia, lanjut Nadia, merupakan suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit (sel darah merah) dalam darah yang kurang dari nilai normal. Anemia umumnya disebabkan oleh kehilangan sel darah merah akibat pendarahan saat kecelakaan atau operasi. Menurunnya produksi sel darah merah, dan peningkatan destruksi sel darah merah atau hemolisis juga menyebabkan anemia.
Nadia menuturkan, adanya penyakit kanker yang ditandai oleh anemia bukan hanya kanker yang berhubungan dengan darah seperti leukimia, namun juga kanker lainnya seperti kanker , kanker saluran cerna dan lain-lain.
"Kanker usus misalnya, biasanya terjadi pendarahan di sekitar sel kanker. Itulah yang mengurangi volume darah di tubuh, salah satu penyebab anemia," paparnya.
Selain penurunan volume darah akibat pendarahan, sel kanker juga bisa merusak zat besi yang mengakibatkan anemia. Hemblogin merupakan parameter yang menentukan anemia. "Wanita dikatakan mengalami anemia jika hemoglobinnya kurang dari 12, sedangkan pada pria jika kurang dari 13,5," tutur dokter dari Divisi Hematologi-Onkologi Medik ini.
Namun, bukan berarti anemia selalu menjadi indikator kanker. Nadia menegaskan, anemia bisa diartikan seperti demam, yang belum pasti menunjukkan gejala penyakit tertentu, melainkan bisa sangat luas. Maka untuk memastikan apa yang menjadi penyebab anemia, harus dilakukan pemeriksaan dengan tepat. Selain kanker, anemia dapat menjadi indikator dari penyakit thalasemia, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit jaringan ikat, infeksi kronik, dan gangguan nutrisi. (*)
Sumber: kompas.com
Open Your Mind
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment