Kabarnya, hal itu tak sepenuhnya benar. Kalau memang orang itu alergi protein telur, bisa saja terjadi gatal-gatal setelah mengonsumsi. Tetapi kalau tidak ada faktor alergi, tidak menimbulkan gatal atau bisulan maupun jerawatan.
Sebenarnya, reaksi alergi setelah mengonsumsi makanan tidak selalu bersumber dari telur. Ada orang-orang yang alergi protein lain seperti udang atau susu. Untuk mengetahui apakah seseorang alergi protein telur atau tidak, bisa melakukan tes alergi di rumah sakit.
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang bioelastisitasnya tinggi. Sebagian besar sumber protein ini dapat terserap oleh tubuh. Sebenarnya, penting untuk memenuhi kebutuhan protein. Kalau tidak makan daging, bisa diganti denga ntelur karena sama-sama protein hewani.
Sebenarnya, berapa banyak manusia boleh mengonsumsi telur? Sebagai informasi, satu putih telur mengandung 6 gram sumber protein. Jika kebutuhan protein manusia 50 gram sehari, memenuhinya bisa dengan mengonsumsi 1-2 butir telur per hari atau sekitar 12 gram.
Sisa kebutuhan protein bisa diambil dari sumber makanan lain. Hanya saja, ada yang perlu diperhatikan karena telur mengandung kolesterol. Dalam satu telur terdapat 150 mligram kolesterol. Jika tubuh kita sedang mengalami gangguan metabolisme seperti DM (Diabetes Mellitus), asupan konsumsi kolesterol maksimal 200-300 miligram. Berarti maksimal manusia mengonsumsi satu telur dalam sehari. Kecuali jika kuning telurnya tidak dikonsumsi, karena kolesterol tinggi terdapat dalam kuning telur.
Makanya, tak perlu enggan mengonsumsi telur. Kalau tetap merasa takut, coba perhatikan kebutuhan protein harian, yang bisa didapat dari hewani seperti telur atau daging dan nabati seperti kacang-kacangan, nasi). Perbandingan protein hewani dan nabati yang baik, kalau kebutuhan protein esensialnya lebih tinggi, misal 2 hewani : 1 nabati.
Sebaiknya, makanan yang dikonsumsi bervariasi. Jadi, meskipun telur sumber protein yang baik, tidak lantas harus makan telur terus menerus. Sebab, makanan bervariasilah yang baik untuk tubuh. Telur rebu juga tidak menambah lemak karena bebas dari minyak. Namun harus diingat pola memasak, perlu memperhitungkan kebutuhan lemak harian. Dan, kalau mengonsusmi telur rebus harus matang, tidak boleh setengah matang.
Apalagi, telur merupakan makanan yang kaya nutrisi. Tak heran jika telur menjadi favorit sebagian orang. Mengonsumi satu telur setiap hari sudah cukup. Jika lebih dari itu dapat meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.
Telur memiliki rata-rata 187 miligram kolesterol dari batasan yang dianjurkan, yaitu 300 miligram. Hanya 200 miligram yang dikonsumsi jika memiliki diabetes atau penyakit jantung. Mengonsumsi tujuh butir telur atau lebih dikaitkan dengan penambahan 23 persen risiko kematian dini. Bahkan, pria dan perempuan yang mengonsumsi telur setiap hari menaikkan risiko 58 persen dan 77 persen risiko diabetes tipe 2.
Memakan makanan yang sama setiap hari juga dapat menaikkan berat badan. Variasi makanan itu lebih baik. Jadi jika Anda ingin tetap makan telur, jangan lupa sertakan sumber nutrisi lainnya. (*)
Sumber: dirangkum dari yahoo, ghiboo.com, tribunews
Foto:
Open Your Mind
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment