Kesibukan bekerja terkadang membuat kita mengabaikan makan siang. Bisa jadi kita bersantap di meja kerja, atau bahkan hampir melupakannya sama sekali dan baru bersantap siang menjelang sore. Sebaiknya, ubahlah kebiasaan buruk tersebut. Pasalnya, penelitian terbaru yang dilakukan Brigham and Women's Hospital dan University of Murcia menunjukkan bahwa orang yang telat makan siang lebih sulit menurunkan berat badan.
Kesimpulan ini diambil dari riset yang melibatkan 420 orang gemuk di Spanyol. Mereka mengikuti program penurunan berat badan selama 20 minggu. Setengah dari mereka menyantap makan siang sebelum jam tiga sore, sementara sisanya setelah itu.
Ternyata, diketahui bahwa kelompok yang bersantap lebih awal sukses menurunkan berat badan rata-rata 10 kg. Angka ini 2,3 kg lebih banyak dibanding mereka yang telat makan. Laju penurunan berat badan pada kelompok kedua juga jauh lebih lambat.
Dari riset ini diketahui bahwa mereka yang telat makan mengonsumsi lebih sedikit kalori saat sarapan. Mereka juga cenderung melewatkan sarapan sama sekali. Kelompok inipun diperkirakan memiliki sensitivitas insulin yang lebih rendah. Hal ini bisa menjadi faktor risiko diabetes.
Peneliti juga memeriksa faktor tradisional lain yang berperan dalam penurunan berat badan, seperti total asupan kalori dan pengeluarannya, hormon nafsu makan seperti leptin dan ghrelin, serta durasi tidur. Dari faktor-faktor tersebut, peneliti tak menemukan perbedaan antara kedua kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa waktu makan merupakan faktor penting dan independen dalam kesuksesan penurunan berat badan.
"Strategi terapi baru seharusnya tidak hanya melibatkan asupan kalori dan distribusi makronutrien seperti yang umum dilakukan, melainkan juga waktu makan," ujar Doctor Marta Garaulet dari University of Murcia, seperti dilansir Daily Mail.
Di antara tiga kali waktu makan, para partisipan paling banyak makan saat jam santap siang atau sekitar 40% dari total kalori harian. Makanya, peneliti menemukan bahwa waktu makan pagi atau malam yang jumlah asupan kalorinya lebih sedikit tak berperan dalam penurunan berat badan.
"Inilah studi prospektif pertama dalam skala besar yang menunjukkan bahwa waktu makan dapat meramalkan efektivitas penurunan berat badan," tulis Dr. Frank Scheer dari Brigham and Women's Hospital dalam International Journal of Obesity. (*)
Sumber: detikcom
Open Your Mind
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment