OPEN YOUR MIND. USAI belajar, Rahmi, Icha dan Rehan membeli jajanan seperti pentol, tahu goreng dan lain-lainnya dari pedagang yang berjualan di depan sekolahnya. Rahmi cs membeli jajanan itu tanpa sepengetahuan orangtuanya. "Saya sebenarnya tak membolehkan anak jajan di luaran karena takut mengandung borak atau pewarna. Namanya anak-anak, sering tanpa sepengetahuan saya jajan sendiri," kata Ayu, ibunda Rahmi.
Kepala SDN Pengambangan 5 Banjarmasin, Syamiah mengatakan, sebenarnya sekolah telah membuat peraturan, siswanya tidak boleh jajanan di luar sekolah. "Kita khawatir, makanan yang berada di luar sekolah tak higienis dan mengandung zat pewarna yang membahayakan bagi kesehatan anak," katanya.
Saat waktu istirahat, menurut Syamsiah siswanya diminta jajan di kantin yang kebersihannya sudah bisa dipertanggungjawabkannya. Namun, tetap saja anak-anak ada yang jajan di luar usai pulang sekolah. "Ini tergantung orangtua mengawasinya agar anaknya tak jajan di luar," kata Syamsiah.
Kabid Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Besar POM Banjarmasin, Safriansyah mengingatkan, orangtua agar mengawasi anak-anaknya dan jangan jajan sembarang di luaran. Dikhawatirkan, jajanan yang dijual di luaran mengandung bahan pengawet dan zat pewarna.
Misalnya, bahan berbahaya yang ditemukan di kerupuk terasi dan panganan jajanan berwarna merah mengandung pewarna Rhodamin B. Safriasyah mengatakan, Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri dan kertas. "Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Rhodamin B dilarang digunakan sebagai pewarna pangan," katanya.
Menurut dia, Rhodamin B jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan berakibat iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit dan mata serta iritasi saluran pencernaan. Bisa pula menimbulkan bahaya kanker hati. Apabila tertelan, dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni akan berwarna merah atau merah muda. Jika berlangsung lama dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hati dan kanker hati.
Mengenali pangan mengandung pewarna Rhodamin B, warna merah mencolok dan cenderung berpendar, banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen. "Deteksi Rhodamin B secara kualitatif maupun kuantitatif secara akurat dapat dilakukan di labotarium dengan menggunakan pereaksi kimia," ujar Safriansyah.
Balai Besar POM Banjarmasin sudah sering mengawasi jajanan anak sekolah. Pada 2011, dari 265 sampel yang diambil, 20 di antaranya mengandung pewarna Rhodamin B. Pada 2012, dari 272 sampel, empat di antaranya mengandung Rhodamin B.
Walaupun sampel di lapangan tidak terlalu besar, namun Safriansyah mengingatkan agar orangtua waspada anaknya tak jajan sembarangan. Ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, Terutama dampak dari memakan pangan yang mengandung Rhodamin B.
Penyalahgunaan Rhodamin B dalam pangan dapat membahayakan keselamatan konsumen. Diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan atau denda paling banyak Rp 600 juta.(mtb)
RASA was-was sering 'menghantui' Herawati. Anak-anaknya yang masih duduk di bangku sekolah sering jajan penganan di pinggir jalan. Sementara kebersihan dan kesehatannya masih diragukan. Apalagi, dia sering melihat di tayangan televisi nasional, berita pedagang mencampur borak, formalin dan pewarna Rhodamin B serta pewarna kuning Metanil pada penganan agar awet dan tahan lama.
"Saya sering meminta anak-anak jangan jajan di luaran dan lebih baik membikin kue sendiri atau dibelikan roti dengan selainya," kata warga Jalan Veteran Banjarmasin ini.
Dia juga membiasakan anaknya sebelum makan mencuci kedua tangannya dengan sabun di air yang mengalir sampai bersih. Selanjutnya tangannya dikeringkan menggunakan serbet kering. "Ini supaya makanan yang masuk ke mulut dapat dijaga kebersihannya dan higienis," kata Herawati.
Kabid Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) Banjarmasin, Safriansyah mengatakan, bukan hanya orangtua memperhatikan dan menjaga kebersihan sebelum anak-anaknya makan. Pedagang di kantin sekolah juga harus memasak makanan di kantin sekolah untuk menjaga dan menghindari pencemaran pada makanan.
Caranya, penjual mencuci tangan sebelum mengolah, jangan kerja di lantai dan dekat tempat sampah. "Pakai tutup kepala, gunakan celemek dan sarung tangan. Jangan memasak di dekat kandang dan hewan peliharaan," pesan Safriansyah. (mtb)
BAKSO adalah makanan favorit hampir semua kalangan, terutama kaum hawa. Namun, bagi penyuka makan bakso harus berhati-hati dan waspada mengingat ada kemungkinan pedagang nakal yang menggunakan boraks untuk pangan.
Selain bakso, penyalahgunaan boraks untuk pangan juga ditemukan di jenis makanan mi basah, kerupuk dan pangan jajanan lainnya. "Kami telah melakukan penelitian padan 2011 dengan mengambil 265 sampel jajanan, 10 di antaranya mengandung boraks dan satu sampel mengandung formalin. Pada 2012 mengalami peningkatan, dari 272 sampel, 16 di antaranya terdapat boraks dan ada formalinnya," kata Kabid Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Besar POM Banjarmasin, Safriansyah.
Menurut dia, boraks sebenarnya sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan mengakibatkan iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata dan kerusakan ginjal. "Boraks dengan jumlah lima sampai 10 gram tertelan oleh anak-anak, dapat menyebabkan syok dan kematian," kata Safriansyah.
Bahaya akut bila boraks tertelan, lanjut dia, badan terasa tidak enak, mual, nyeri hebat pada perut bagian atas, pendarahan gastro enteritis disertai muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam dan sakit kepala.
Bahaya akutnya, hilang nafsu makan, turunnya berat badan, iritasi ringan disertai gangguan pencernaan, mual, muntah, diare, sakit perut, kulit ruam dan merah-merah. Kulit kering dan mukosa membran dan bibir pecah-pecah, lidah merah, radang selaput mata, anemia, kerusakan ginjal, kegagalan sistem sirkulasi akut dan bahkan kematian.
Menurut Safriansyah, produsen pangan yang masih menggunakan boraks untuk produksnya, karena pengetahuan yang tidak memadai mengenai bahaya bahan kimia terlarang pada pangan. Bisa juga karena tingkat kesadaran akan kesehatan masyarakat masih rendah.
Dijelaskannya, boraks adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks atau asam borat merupakan bahan untuk pembuatan deterjen, mengurangi kesadahan air dan bersifat antiseptik.
Untuk mengetahui makanan mengandung boraks, harus mengetahui ciri-cirinya, selektif dan berhati-hati memilih produk pangan yang akan dikonsumsi. Kalau perlu tak segan-segan menanyakan kepada penjual apakah produknya menggunakan boraks atau tidak.
Safriansyah mengatakan, ciri mi basah mengandung borak yakni teksturnya sangat kenyal, biasanya lebih mengkilat, tidak lengket dan tidak cepat putus. Sedangkan ciri bakso mengandung boraks, teksturnya sangat kenyal, warnanya tidak kecoklatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan. Adapun ciri kerupuk mengandung boraks yakni teksturnya sangat renyah dan dapat memberikan rasa getir. (mtb)
Ciri mi basah mengandung boraks:
- Teksturnya sangat kenyal
- Biasanya lebih mengkilat, tidak lengket dan tidak cepat putus
Ciri-ciri bakso mengandung boraks:
- Teksturnya sangat kenyal
- Warnanya tidak kecoklatan seperti penggunaan daging namun lebih
cenderung keputihan
Ciri jajanan mengandung boraks:
-- Teksturnya sangat kenyal
- Berasa 'tajam' semisal sangat gurih dan membuat lidah bergetar
dan memberikan rasa getir
Ciri kerupuk mengandung boraks:
- Testurnya sangat renyah
-- Dapat memberikan rasa getir
Ciri pangan mengandung pewarna Rhodamin B:
- Warna merah mencolok dan cenderung berpendar
- Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen
Ciri pangan dengan pewarna kuning metanil:
- Warna kuning mencolok dan cenderung berpendar
- Banyak memberikan titik warna, karena tidak homogen
-------------------------------------------------------------
Sumber: Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Banjarmasin
Open Your Mind
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment