Di tengah kebingungannya apakah bisa melanjutkan sekolah hingga minimal, SMA, Marwan diajak bergabung ke Asrama Griya Yatim di Jalan Sultan Adam. "Saya langsung, menerima, karena masa depan saya lebih terjamin," ucapnya, seperti dinfokan Metro Banjar.
Begitu juga dengan Fahmi, sejak kecil ditinggal pergi selama-lamanya oleh orangtuanya. Tekad ingin melanjutkan sekolah hingga kuliah sekaligus ingin merubah nasib, membuat anak keempat dari enam bersaudara ini memutuskan tinggal di panti asuhan hingga sekarang.
"Saya sudah delapan tahun tinggal di Panti Asuhan Al Ikhlas. Selama ini saya dibiayai mulai sandang, pangan hingga sekolah. Sekarang saya sudah bisa melanjutkan kuliah Jurusan Elektronik Politeknik Negeri Banjarmasin," papar Fahmi.
Dijelaskannya, tinggal di panti sebenarnya tak jauh berbeda dengan di rumah sendiri. "Saya tak pernah minder tinggal di panti. Malah saya lebih termotivasi ingin merubah hidup dengan tekun belajar dan nantinya bisa hidup layaknya keluarga lainnya," tandasnya.
Ketua Yayasan Sosial Panti Asuhan Al Ikhlas Banjarmasin, Maria Sri S mengatakan sekarang di tempatnya menampung sekitar 25 anak dan nonpanti atau diasuh keluarga sebanyak 29 orang. "Anak yang kita asuh mulai balita hingga kuliah dan berasal dari Tanjung, Kandangan, Barabai (Hulu Sungai), Jambu Burung, Banjarmasin hingga Kapuas (Kalteng)," tandasnya.
Menurut Maria, anak-anak yang dibinanya merupakan anak yatim, anak yatim piatu dan anak kaum dhuafa. "Selama di panti, semua keperluan makan, uang saku hingga keperluan sekolah dan kuliah kita tanggung. Malah kami buatkan tabungan. uang tersebut, minimal lulus SMA boleh diambil untuk masa depannya seperti membuka usaha atau mencari pekerjaan," tandasnya.
Dijelaskan Maria, keberadaan panti asuhan ini untuk menyelamatkan masa depan anak-anak dari keluarga tak mampu dan terlantar hingga bisa menikmati pendidikan yang baik dan akhlak mulia. "Berhasil tidaknya tergantung si anak bersangkutan. Kami hanya berusaha membimbing dan membiayai mereka selama panti," tandasnya.
Senada diungkapkan Afriza Zafrulla H, Fundrising Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Banjarmasin.
"Kami sementara ini hanya menampung anak yatim dan dhuafa hanya 12 orang, karena baru saja membuka cabang disini," jelasnya.
Menurut dia, kriteria anak yang akan dipelihara masih sekolah dasar (SD), anak yatim, piatu atau anak yatim piatu, dhuafa, dan orangtuanya menyerahkan anaknya untuk di didik dibina di sini. "Mereka semua tinggal di Asrama Griya Yatim Dhuafa dan biaya sekolah hingga kuliah nantinya, uang saku, makan, pakaian sekolah, kesehatan, les, dan rekreasi sebulan sekali ditanggung semua," tandasnya. (*)
Syarat Mendirikan Panti Asuhan
1. Ada anak yang diasuh
2. Ada kepengurusan
3. Akte notaris
4. Berbadan hukum
5. Ada NPWP
6. Memiliki tanah sendiri (milik yayasan)
Open Your Mind
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment