Kesimpulan ini diungkapkan drg. Cipthadi Oka Binarta, M.Biomed, dalam acara Formula Big Fans Ultimate Experience di Jakarta. Menurut pria alumnus FKG Universitas Trisakti ini, penyebab halitosis terbagi atas fisiologis dan patologis. Penyebab fisiologis bisa berasal dari intraoral, yakni sisa makanan, aliran air ludah, protein endogen, dan ekstraoral, yakni konsumsi makanan yang memicu bau seperti bawang merah, konsumsi obat, dan kebiasaan merokok.
"Nikotin mengandung bahan-bahan kimiawi sehingga memicu bau mulut dan menyebabkan plak. Menghilangkan bau mulut dengan makan permen hanya merupakan solusi sesaat, malah potensial menyebabkan karies atau gigi berlubang," katanya.
Cara terbaik menghilangkan penyakit "memalukan" ini adalah mencari penyebab dan menjaga kesehatan mulut dengan lebih baik. Sebagai pereda bau mulut, disarankan untuk menggosok gigi setiap sehabis sarapan dan sebelum tidur, menggunakan dental floss, rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, dan memakai obat kumur minimal sekali sehari.
"Paling baik pilih obat kumur yang tidak mengandung alkohol karena alkohol membuat mulut kering. Mulut kering ini juga yang memicu bau mulut," ujarnya. (*)
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment