Ayo, Sayangi Ibumu!

OPEN YOUR MIND. Menurut Kepala Bidang Pengarusutamaan Gender (PUG) pada Badan Perbedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalsel, Asmawati, selama ini ada anggapan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan identik dengan emasipasi padahal itu tidak benar.

Kesetaraan gender merupakan kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpasipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan.

Jadi, kata dia, sesuai perkembangan zaman, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama bisa bekerja di mana dan jabatan. "Namun, di Indonesia persamaan gender itu harus  berdasarkan agama. Ibu rumah tangga tetap mempunyai hak bekerja, cuma tidak bisa melupakan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga," katanya.  

       Perempuan, lanjut dia, tak bisa lepas dari  kodratnya,  melahirkan dan penyusui anak, sedangkan laki-laki membuahi. Berkaitan dengan gencarnya persamaan gender tersebut, kata Asmawati, perlu disosialisasikan sejak dini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 

Di sekolah PAUD nantinya permainan motor tak melulu dilakukan anak laki-laki, tapi anak perempuan pun dibolehkan bermain. Begitu juga bila anak laki-laki ingin bermaina permainan anak perempuan seperti memasak, tidak boleh dilarang.

"Kalau sejak kecil anak laki-laki dan perempuan saling membantu dalam semua pekerjaan, ke depannya bila berumahtangga akan saling membantu dalam pekerjaan rumah tangga. Misalnya, dalam mencuci pakaian tidak lagi dilakukan istri juga bisa ikut membantu betetapas," tandasnya.

Bukan hanya dalam pekerjaan dan pendidikan, lanjut Asmawati, juga sosial politik. "Sekarang dalam pencalonan anggota DPR/DPRD maupun di Parpol harus memenuhi quota sekitar 30 persen," kata Asmawati.

Bukan itu saja dalam pembangunan infra struktur perlu diperhatikan persamaan gender melalui pengarusutamaan gender (PUG). PUG adalah strategi yang dibangun untuk mengintergrasikan gender menjadi satu dimensi intergral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di daerah.

Pemerintah juga sudah melakukan lanuching strategi nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui perencanaan dan Penganggaran yang responsif Gender (PPRG) 5 Maret 2013. Melalui PPRG ini diharapkan dalam perencanaan pembangunan harus memperhatikan data terpilah. (*)

Jamin Keselamatan Ibu

RENDAHNYA kesehatan perempuan di Indonesia diindikasikasikan dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yang disebabkan karena hamil, melahirkan dan nifas. Walau telah terjadi penurunan dari tahun ke tahun, tetapi penurunannya tidak signifikan, AKI di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara yakni sebesar 228/100.000 kelahiran hidup.

Penyebab utama tingginya AKI di Indonesia, kata Kepala Bidang Pengarusutamaan Gender (PUG) pada Badan Perbedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalsel,  Asmawati mengatakan, secara umum dipengaruhi kualitas hidup perempuan Indonesia yang masih rendah, baik dalam pendidikan, kesehatan maupun kemampuan ekonominua.

Selain itu, faktor budaya yang kurang mendukung kualitas hidup perempuan, sehingga masih terjadi adanya kesenjangan kesetaraan gender. Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang diluncurkan Kantor Kementerian Negara Urusan Peranan Wanita pada 22 Desember 1996 dan dicanangkan oleh Presiden adalah gerakan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, utamanya mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu hami, melahirkan dan nifas dan Angka Kematian Bayi.

Dijelaskan Asmawati, misi GSI tak lain untuk mengembangkan gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya terpadu dan berkelanjutan guna menjamin keselamatan dan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu menyusui serta bayinya.

Selain itu menjamin pemenuhan hak reproduksi perempuan, memberdayakan perempuan dan mengembangkan lingkungan sosial budaya yang kondusif bagi kesetaraan dan keadilan gender. "Menyukseskan wajib belajar sembilan tahun, utaman bagi anak perempuan serta menghapus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)," paparnya. (*)

Persamaan Gender

- Kesehatan
- Pendidikan
- Sosial Politik
- Ekonomi

Misi Gerakan Sayang Ibu (GSI)
- Menjamin keselamatan dan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu menyusui serta bayinya.
- Menjamin pemenuhan hak reproduksi perempuan
- Memberdayakan perempuan dan mengembangkan lingkungan sosial budaya yang kondusif bagi kesetaraan
  dan keadilan gender
- Menyukseskan wajib belajar 9 tahun, utaman bagi anak perempuan
- Menghapus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Tujuan Khusus GSI
- Menanggulangi faktor yang berpengaruh pada kematian ibu dan bayi,
- Meningkatkan kesadaran dan pemenuhan, perlindungan dan penghargaan hak reproduksi bagi perempuan
  dan remaja
- Meningkatkan taraf pendidikan utamanya bagi perempuan
- Meningkatkan derajat gizi remaja putri
- Mencegah dan menanggulangi KDRT - Meningkatnya pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan

Sumber: Badan Perbedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalsel, metro banjar