Salah satu penyebab terjadinya hambatan pertukaran udara tersebut adalah COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) atau dikenal juga dengan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis). Penyakit apakah ini?
Penyakit paru yang hadir pada tubuh seseorang dapat bersifat restriktif (terbatas) dan obstruktif (tidak terbatas). Penyakit paru restriktif merupakan penyakit paru yang berasal dari gangguan luar paru-paru seperti kelainan paru akibat skoliosis atau pembesaran jantung. Sedangkan obstruktif terjadi dari dalam paru itu sendiri dan COPD termasuk di dalam kategori penyakit ini.
Spesialis Rehab Medik, RS Pondok Indah Jakarta, dr. Julius Aliwarga menyatakan, COPD meliputi semua keadaan di mana fungsi paru-paru tidak dapat mengembang dan menyusut dengan baik. Sayangnya, segala permasalahan tersebut justru disebabkan oleh elastisitas paru itu sendiri. COPD biasanya bermula dari terjadinya empisema dan bronkitis kronis atau penyakit-penyakit lain yang menyebabkan daya kerja paru berkurang.
Penyakit ini biasa disebabkan oleh paparan udara kotor yang masuk ke dalam tubuh. Jika Anda seringkali menghirup polusi udara, asap rokok, atau debu dan mengalami kesulitan saat bernapas, bisa jadi Anda menderita penyakit paru yang berujung pada COPD. Gejala yang ditimbulkan biasanya berupa:
- Napas pendek saat bernapas/terengah-engah
- Sulit bernapas
- Berbunyi ketika bernapas, seperti bunyi ketika hidung mampet
- Dada terasa tegang dan kencang
- Batuk kronis
- Postur tubuh lebih tegak dari orang lainnya
- Berat badan yang semakin menyusut/kurus
COPD biasa terjadi pada pria, terutama mereka dengan usia tua. Namun juga dapat terjadi pada kaum muda. Penderita penyakit ini akan sulit melakukan aktivitas sekalipun ringan. Keadaan COPD akan lebih terasa buruk jika terjadi pada orang tua dibandingkan orang muda. Keseluruhan fungsi organ tubuh yang sudah melemahlah yang membuat penyakit ini akan semakin terasa parah saat terjadi pada orang tua.
Pasien COPD akan menerima beberapa kali pengobatan. Kuantitas dan frekuensi keluarnya dahak serta menghilangkan sesak napas yang terjadi adalah pengobatan umum yang akan dilakukan dokter kepada pasien COPD ringan.
Pada kasus yang berat, pasien akan diminta untuk melakukan terapi oksigen sebagai pengobatan jangka panjang (Long Term Oksigen Therapy). Bahkan ada pula pasien yang harus menggunakan oksigen tabung selama 24 jam sehari untuk membantu tercapainya proses pernapasan. Tak hanya itu, olahraga seperti berjalan kaki juga penting untuk dilakukan mengatasi penyakit ini.
COPD cenderung akan melekat seumur hidup di dalam tubuh penderitanya. Artinya, penderita yang dinyatakan telah sembuh setelah pengobatan, masih tetap dapat mengalami kambuh jika daya tahan tubuh penderita tersebut menurun.
Dr. Julius AliwargaHindari konsumsi rokok, terkena paparan asap rokok, debu atau polusi udara lainnya jika ingin terhindar dari penyakit ini. Penggunaan masker pada area-area berpolusi udara tinggi juga dapat mencegah terjadinya COPD. Jangan lupa juga untuk melakukan olahraga secara rutin sehingga ketahanan fisik tetap dapat terjaga. (*)
Sumber: yahoo
Open Your Mind
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment