"Bubur mudah dicerna. Itu saja, selebihnya cuma masalah selera. Orang Indonesia memang suka bubur," kata dr Yustina Anie Indrianti, SpGK dari Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI).
Bagi sebagian orang termasuk dr Anie sendiri, bubur terasa lebih nyaman di perut untuk dikonsumsi pada pagi hari. Namun ia tidak mengharamkan sumber karbohidrat lain seperti nasi, sereal atau roti sebagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan kalori dari pagi hingga tengah hari. "Bubur boleh, saya suka bubur, nasi juga boleh. Selera saja kalau itu," tambah dr Anie.
Demikian juga menurut Prof Hardinsyah, ahli gizi dari Persatuaan Ahli Gizi (PERGIZI) Pangan Indonesia. Menurutnya, tidak semua orang cocok sarapan dengan bubur sebagai menu utamanya. Bubur cocok untuk anak-anak yang aktivitasnya tinggi, karena lebih mudah dipecah menjadi gula lalu dibakar menjadi energi.
"Orang tua juga cocok sarapan bubur. Tapi kalau orang dewasa, justru lebih membutuhkan sumber karbohidrat yang tidak terlalu mudah dipecah agar gula darah tidak naik terlalu cepat," jelas Prof Hardinsyah.
Baik buruknya bubur sebagai menu sarapan menurut Prof Hardinsyah juga ditentukan jenis buburnya. Bubur Manado dinilainya paling baik karena mengandung hampir semua komponen yang dibutuhkan dalam menu sarapan.
"Bubur Manado yang benar itu ada bubur nasinya, ada labu kuning, ada ikan, lalu ada daun hijaunya. Kayak kangkung. Itu bagus, lengkap," kata Prof Hardinsyah.
Bubur ayam juga bisa menjadi menu yang sehat asal komposisinya seimbang. Ayamnya tidak hanya sesuwir dua suwir sekedar untuk memberi rasa ayam, tetapi sepotong baik utuh maupun sudah disuwir. Juga harus ada kacang dan daun-daunan yang cukup kalau ingin disebut menu sarapan yang sehat. Jadi tidak sekedar bubur, sebab bubur banyak macamnya. (*)
Sumber: detikcom
Open Your Mind
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment