Home » sertifikasi » Bantu Guru Raih Sertifikasi
Bantu Guru Raih Sertifikasi
Diposkan oleh Unknown on Wednesday, July 20, 2011
GURU menjadi profesi yang menggiurkan, sejak gaji pegawai negeri sipil (PNS) yang terus meningkat dan adanya tunjangan profesi atau lebih dikenal dengan sebutan tunjangan sertifikasi.
Bayangkan saja, bagi seorang guru yang telah lulus sertifikasi bakal memperoleh tambahan penghasilan sebesar satu kali gaji pokok. Tak heran, banyak guru berlomba-lomba memenuhi syarat ikut sertifikasi demi tambahan penghasilan itu.
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Tujuannya untuk menentukan kelayakan guru sebagai pendidik profesional, meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Selain itu, untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan meningkatkan martabat guru untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Kalangan pendidik ramai-ramai ikut seminar, workshop atau sarasehan untuk mendapatkan poin walaupun untuk ikut seminar dan sejenisnya harus membayar mahal.
Tahun ini, guru dengan masa kerja puluhan tahun mendapat prioritas untuk mengikuti sertifikasi. Tapi, sesuai ketentuan mengikuti sertifikasi, guru dengan masa kerja minimal lima tahun sudah bisa ikut program sertifikasi.
Wakil Kepala SMAN 4 Banjarbaru, Suharto, mengaku sudah dua bulan menikmati uang tunjangan sertifikasi. Menurutnya, supaya lulus sertifikasi minimal 10 komponen yang menjadi syarat, ada yang terisi atau mewakili.
Kadang ada guru yang nilainya pas-pasan, yakni 850 kredit, tapi berhasil lulus sertifikasi. Sementara ada yang nilainya 1.200 malah tidak lulus karena hanya sebagian komponen yang terisi.
"Paling bagus itu, tiap komponen merata," kata Suharto.
Komponen pertama adalah seorang guru minimal mengantongi gelar S1. Komponen kedua, pendidikan dan pelatihan. Untuk memenuhi ini, yang paling mudah dan sederhana adalah melaksanakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
"MGMP bisa dilangsungkan di sekolah itu sendiri, misalnya di satu sekolah ada dua guru mata pelajaran yang sama, mereka bisa menggelar MGMP. Apalagi nilainya cukup besar, untuk tingkat kabupaten dan kota satu sertifikat dihargai 15 kredit," ujarnya.
Pengalaman mengajar menjadi komponen ketiga. Seorang guru harus bertatap muka denag nsiswa 24 jam dalam seminggu. Kalau kurang, bisa disiasati dengan cara mencari tambahan dengan menjadi wali kelas, pengelola laboratorium, pembina Osis atau pembimbing siswa.
Komponen keempat yakni menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Idealnya setiap guru menguasainya. Komponen kelima adalah penilaian dari atasan dan pengawas. Untuk mendapatkan nilai yang bagus, tentu saja guru seharusnya menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
Prestasi akademik menjadi komponen keenam. Seperti membuat karya monumental, sertifikat keahlian, memperoleh sertikat nilai TOEFL (test kemampuan bahasa Inggris). Termasuk pula bimbingan teman sejawat, memandu guru maupun organisasi sesuai keahlian.
"Contoh, ada anggota baru sanggar tari, lalu saya yang membina. Ini termasuk melatih kegiatan siswa di bidang kesenian. Kalau siswa berhasil juara I, maka nilainya cukup besar," ujar pengurus Dewan Kesenian Daerah Kota Banjarbaru ini.
Komponen ketujuh adalah karya pengembangan profesi. Ini bisa berupa karya tulis. Komponen kedelapan adalah keikutsertaan dalam forum ilmiah.
Berikutnya, pengalaman jadi pengurus organisasi di bidang kependidikan dan sosial menjadi komponen kesembilan. "Pengurus RT, panitia inti ibadah kurban atau jadi pengelola masjid pun ada nilainya," kata Suharto.
Sedangkan komponen kesepuluh, yakni penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Menurut Suharto, kadang guru tidak lulus sertifikasi karena salah meletakan persyaraan dalam komponen.
"Sertifikat misalnya dimasukkan ke komponen 10, padahal bukan itu maksudnya. Akibatnya mubazir karena dicoret," ujar Suharto. (mtb)
Tips Lulus Sertifikasi Guru
* Bisa memenuhi sepuluh komponen yang disyaratkan secara merata
* Hati-hati dan cermat meletakkan komponen, jangan sampai keliru
* Harus komunikatif dengan asesor atau dosen pembimbing. Jika bingung atau tidak paham jangan
segan-segan bertanya.
* Hindari kecurangan, sebab sekali saja berbehong begitu ketahuan
semua dicoret
* Rajin melaksanakan tugas sekolah
* Aktif berorganisasi
* Siapkan berbagai arsip yang diperlukan dari sekarang, sehingga begitu dapat kouta tidak perlu lagi
kelabakan menyiapkan dokumen
Rajin Pelihara Arsip
JIKA sudah memenuhi 10 komponen sertifikasi, tak kalah penting adalah menyusun portofolio. Biasanya, begitu seorang guru dipanggil untuk proses sertifikasi, panitia menyosialisasikan cara membuat portofolio yang benar.
"Apakah guru itu membuat sendiri atau diupahkan kepada orang lain, kita tidak tahu persis. Kenyataannya, dari angkatan 2009 banyak yang mesti diikutkan diklat karena tidak lulus sertifikasi. Lebih fatal lagi, akibat salah membikin portofolio, ada yang didiskualifikasi," kata Sekretaris Panitia Sertifikasi Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Hendro.
Menurut Hendro, kalau orang lain yang mengerjakan bisa terjadi kekeliruan. Misalnya, dipercayakan pada orang yang lulus sertifikasi angkatan 2006. Padahal untuk 2008 sudah berbeda.
Perlu pula diperhatikan tanda tangan kepala sekolah dan pengawas. Demikian pula cara melingkari nilai jangan sampai lupa."Ijazah, sertifikat, pengalaman organisasi, itu yang vital," ujar Hendro.
Rata-rata kendala para guru adalah mengumpulkan sertifikat ketika awal menjadi pendidik. Terutama guru dengan masa kerja puluhan tahun. Setelah dipakai untuk mengurus kenaikan pangkat, arsip-arsip tadi tidak dipelihara lagi. Mereka tidak menyangka bakal ada program sertifikasi dari pemerintah.
"Banyak yang keteter mengumpulkan arsip ketika awal jadi guru. Tapi, bagi yang telaten, sertifikat tahun 70-an pun masih ada," katanya. (mtb)
Label:
arsip,
guru,
sertifikasi
{ 2 komentar... read them below or add one }
sip, ketika dihadapkan dengan kebutuhan yang mendesak ketika itu juga kita sering gelabakan...padahal kalau sebelumnya sudah kita persiapkan semuanya akan terselesaikan...
Betul, terencana lebih baik daripada dadakan.
Post a Comment