OPEN YOUR MIND. Demi menciptakan kebersihan, maka mengelola air limbah keluarga sangatlah penting. Namun, menjadi kendala adalah menyangkut budaya yang sudah bertahun-tahun.
Ketika harus diubah untuk menggunakan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) tidak semua pemilik rumah mau melakukannya. Padahal jumlah permukiman lama ini sangat banyak dan perlu kesadaran untuk menata lingkungannya.
Idealnya setiap rumah ada sistem perpipaan pembuangan air limbah cair. Memudahkan pemasangan jaringan pipa, perlu pemasangan secara kolektif, misal satu lingkungan terdiri 20 rumah, kemudian bersamaan dipasang.
Sedangkan permukiman baru, sesuai regulasinya setiap pengembang permukiman harus melengkapi fasilitas IPAL yang bekerjasama dengan PD PAL. Saat ini beberapa pengembang sudah melaksanakan.
Sekolah sudah lebih dulu peduli pada lingkungan dengan pengelolaan toilet yang bersih. Pembelajaran dari sekolah ini diharapkan dapat ditularkan murid ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
Di Kuala Lumpur, Malaysia, masyarakat lingkungan perumahan mampu membuat penerangan sendiri melalui pengelolaan limbah toilet. Bahkan di sana sebelum membangun perumahan, pengembang harus melengkapi pengelolaan limbah toilet. Kalau tidak ada, maka tidak diberikan izin.
Sebenarnya, membuat pembuangan yang terkoneksi ke satu penampungan, setiap rumah tidak perlu membuat septictank, cukup satu tempat pembuangan limbah untuk sejumlah rumah. Bagi pengembang perumahan, bekerjasama dengan PD PAL mampu menekan biaya produksi. Sebab, membangun sebuah septictank perlu dana minimal Rp 500 ribu, begitu besar biayanya jika dikalikan misalnya 100 rumah.
Sementara ini limbah diolah agar tidak mencemari lingkungan. Jadi dalam jangka pendek kami belum bisa untuk membuat teknologi pemanfaataan limbah menjadi energi listrik. (*)
Manfaat Pengolahan limbah:
Ketika harus diubah untuk menggunakan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) tidak semua pemilik rumah mau melakukannya. Padahal jumlah permukiman lama ini sangat banyak dan perlu kesadaran untuk menata lingkungannya.
Idealnya setiap rumah ada sistem perpipaan pembuangan air limbah cair. Memudahkan pemasangan jaringan pipa, perlu pemasangan secara kolektif, misal satu lingkungan terdiri 20 rumah, kemudian bersamaan dipasang.
Sedangkan permukiman baru, sesuai regulasinya setiap pengembang permukiman harus melengkapi fasilitas IPAL yang bekerjasama dengan PD PAL. Saat ini beberapa pengembang sudah melaksanakan.
Sekolah sudah lebih dulu peduli pada lingkungan dengan pengelolaan toilet yang bersih. Pembelajaran dari sekolah ini diharapkan dapat ditularkan murid ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
Di Kuala Lumpur, Malaysia, masyarakat lingkungan perumahan mampu membuat penerangan sendiri melalui pengelolaan limbah toilet. Bahkan di sana sebelum membangun perumahan, pengembang harus melengkapi pengelolaan limbah toilet. Kalau tidak ada, maka tidak diberikan izin.
Sebenarnya, membuat pembuangan yang terkoneksi ke satu penampungan, setiap rumah tidak perlu membuat septictank, cukup satu tempat pembuangan limbah untuk sejumlah rumah. Bagi pengembang perumahan, bekerjasama dengan PD PAL mampu menekan biaya produksi. Sebab, membangun sebuah septictank perlu dana minimal Rp 500 ribu, begitu besar biayanya jika dikalikan misalnya 100 rumah.
Sementara ini limbah diolah agar tidak mencemari lingkungan. Jadi dalam jangka pendek kami belum bisa untuk membuat teknologi pemanfaataan limbah menjadi energi listrik. (*)
Manfaat Pengolahan limbah:
- Mencegah pencemaran air alam
- Melindungi kesehatan masyarakat dari gangguan tidak higienis
- Mencegah penularan penyakit melalui air, seperti diare, disentri, kolera, typus dan lainnya
- Memelihara kondisi lingkungan agar tetap sehat
- Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk perduli lingkungan.
Dampak Sanitasi yang buruk
- 70 persen air tanah dan 75 persen air sungai tercemar
- 30 persen penghasilan warga miskin hilang untuk biaya pengobatan
- Puluhan ribu ton tinja per hari
- Biaya PDAM produksi air bertambah 25 persen
Sumber: Metro Banjar
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment