"Produk pangan segar seperti buah lokal jelas lebih unggul. Kita tahu cara menanamnya sehingga lebih sehat, segar dan murah," pinta Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Ir Hj Siti Rahmi Fatmawati MP, Kamis (9/10), seperti dkutip dari Metro Banjar.
Menurut Siti, pedagang buah impor saat ini bertebaran di kabupaten kota se-Kalsel. Itu hak pedagang dan tak bisa dilarang. Produk buah segar impor untuk mendatangkan dari luar negeri tentu perlu waktu. Nah kesegaran buah tentu sudah berkurang karena lamanya mendatangkan buah dari luar negeri. Agar awet pun tentu perlu perlakuan khusus seperti pemakaian bahan pengawet," ucap Siti.
Dijelaskan Siti, namanya buah segar yang lama diperjalanan, tentu kandungan gizinya akan berkurang dibandingkan dengan buah segar dari lokal. Buah segar lokal untuk mendatangkan cepat. Dari kesegaran dan kandungan gizinya bisa dijamin.
Pihaknya per triwulan atau tiga bulan sekali melakukan pemantuan pangan segar yang beredar di pasaran. Sepanjang tahun 2013 dan 2014, produk pangan segar aman di pasaran dan tidak ditemukan produk formalin atau pengawet dan residu pestisida di atas ambang batas.
"Namun demikan kita tetap waspada dan selalu memberikan penyulunan terus menerus ke masyarakat soal pangan segar ini," ucapnya.
Ditambahkannya, pada 2011 silam, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel menemukan formulin pada buah impor yang dijual di tingkat pengecer, distributor dan sebuah mal. Buah itu sempat dilarang dijual dan ditarik dari pasaran. "Ini cermin kita untuk berhati-hati," ucapnya.
Pihaknya tak bisa melarang masyarakat untuk membeli buah impor. Masyarakat yang terpenting sudah diberitahu resikonya dengan mengkonsumsi buah impor karena lamanya mendatangkan dari luar negeri dan perlu perlu perlakuan khusus agar awet.
Masyarakat, imbuh Siti, sebaiknya lebih mencintai produk pangan segar lokal seperti apel malang, jeruk, pisang, pepaya dan nanas lokal. Kalau pun sampai mengkonsumsi buah segar impor seperti apel, jangan sampai dimakan sama kulitnya. Apel pun dicuci sampai bersih sebelum dikonsumsi.
"Dikuatirkan pada kulit buah impor masih ada zat-zat untuk pengawet buah," ucapnya Menurutnya, setiap triwulan pihaknya turun ke lapangan bersama tim, baik Balai POM Kalsel, dinas kesehatan, dinas pertanian dan perikanan untuk melakukan pemantuan ke lapangan terhadap pangan segar dan olahan. (*)
Alasan Buah Lokal Lebih Aman:
------------------------------------
* Buah lokal terdeteksi pembudiyaannya dan pembinannya sehingga dipastikan sehat
* Lebih cepat mendatangkannya lebih segar
* Harganya pun lebih murah
* Berbeda dengan buah impor mendatangkan perlu waktu lama
* Dari segi kesegaran buah impor sudah berkurang
* Agar buah impor awet tentu perlu ada perlakukan seperti pengawetan
Sayur Aman Dikonsumsi:
-----------------------------
* Mencuci sayur pada air mengalir atau kran
* Mencuci per batang, bukan per ikat
* Kadang petani menyiram sayur dengan air sungai
* Air sungai sendiri tidak bersih karena menjadi tempat MCK masyarakat
* Tak menutup kemungkinan bakteri e-koli menempel di sayur sehingga mencuci sebelum dimasak harus
* Untuk yang mengkonsumsi sayur mentah sebaiknya disiram dengan air mendidih terlebih dahulu
----------------------
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment