OPEN YOUR MIND. Saat musim hujan, salah satu penyakit yang muncul adalah demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini dapat menyebabkan kematian sehingga perlu antisipasi dan penanganan serius.
Ada tiga upaya dilakukan untuk mengantisipasi kasus DBD, yaitu promotif, preventif dan akuratif. Langkah promotif, setiap tahun melakukan penyuluhan dari tingkat kelurahan sampai tingkat RT terutama di daerah andemis DBD
Kemudian melakukan fogging (penyemprotan sarang nyamuk) sebelum masa penularan (PSMP) tujuannya untuk menurunkan kepadatan nyamuk aides aigepti, dengan demikian pada musim hujan potensi penularannya semakin kecil.
Ada juga kegiatan pemberdayaan masyarakat di setiap kelurahan. Ada tiga kader jumantik yang setiap 3 bulan memantau angka jentik di rumah masyarakat dengan melihat penampungan air mandi apabila petugas melihat jentik aides aigepty langsung diberikan penyuluhan.
Fenomena yang ada di sebagian masyarakat, biasanya baru membawa penderita ke pelayanan kesehatan setelah sudah fatal, padahal harus diantisipasi secara dini agar yang berakibat patal bisa dicegah.
Diimbau. agar masyarakat tetap melakukan 3M. Jangan ragu-ragu, kalau 3 hari tidak turun-turum panas tubuh, harus dilakukan cek laboratorium untuk dilihat apakah trombositnya turun dari 100 kemudian himotokritnya lebih 38. Jadi harus dibedakan dengan demam tinggi, karena demam ini beberapa hari tidak turun tapi tidak menimbulkan kematian seperti DBD.
Pemeritah terus memberi support dengan pemeriksaan melalui laboratorium, harapannya manfaatkan pelayanan puskesmas, apabila demam tinggi tidak diketahui pemyebabnya segera bawa. (*)
Gejala DBD:
Ada tiga upaya dilakukan untuk mengantisipasi kasus DBD, yaitu promotif, preventif dan akuratif. Langkah promotif, setiap tahun melakukan penyuluhan dari tingkat kelurahan sampai tingkat RT terutama di daerah andemis DBD
Kemudian melakukan fogging (penyemprotan sarang nyamuk) sebelum masa penularan (PSMP) tujuannya untuk menurunkan kepadatan nyamuk aides aigepti, dengan demikian pada musim hujan potensi penularannya semakin kecil.
Ada juga kegiatan pemberdayaan masyarakat di setiap kelurahan. Ada tiga kader jumantik yang setiap 3 bulan memantau angka jentik di rumah masyarakat dengan melihat penampungan air mandi apabila petugas melihat jentik aides aigepty langsung diberikan penyuluhan.
Fenomena yang ada di sebagian masyarakat, biasanya baru membawa penderita ke pelayanan kesehatan setelah sudah fatal, padahal harus diantisipasi secara dini agar yang berakibat patal bisa dicegah.
Diimbau. agar masyarakat tetap melakukan 3M. Jangan ragu-ragu, kalau 3 hari tidak turun-turum panas tubuh, harus dilakukan cek laboratorium untuk dilihat apakah trombositnya turun dari 100 kemudian himotokritnya lebih 38. Jadi harus dibedakan dengan demam tinggi, karena demam ini beberapa hari tidak turun tapi tidak menimbulkan kematian seperti DBD.
Pemeritah terus memberi support dengan pemeriksaan melalui laboratorium, harapannya manfaatkan pelayanan puskesmas, apabila demam tinggi tidak diketahui pemyebabnya segera bawa. (*)
Gejala DBD:
- Panas Tinggi 39-40 derajat selama 2-7 hari,
- Ada mimisan di hidung
- Mual di bagian perut
- Tampak bintik-bintik merah
Cara Penanganan Dini:
- Beri minum yang banyak
- Beri obat penurun panas
- Langsung bawa ke Puskesmas/rumah sakit
Cara pencegahan: Melalui pelaksanaan 3 M+
- Menguras bak mandi minimal 1 minggu dengan cara menyikat dinding bak mandi
- Menutupi penampungan air supaya tidak hinggap atau tidak bertelur dipenampuangan air
- Mengubur kaleng botol bekas didalam lubang agar air hujan tidak tertampung karena telur aides aigepty nyamuk mampu bertahan 6 bulan.
- Memasang kelambu saat anak tidur baik pagi dan malam.
- Memasang kawat/kassa nyamuk, obat nyamuk
- Membersihkan pas bunga yang ada air
- Membersihkan sarang burung 1 minggu.
Sumber: Metro Banjar
Posts
